Membahayakan TV

Statistik menunjukkan bahwa orang modern menghabiskan rata-rata lebih dari seperempat hidup mereka untuk menonton televisi. Kita menyalakan keajaiban teknologi yang telah dengan kuat memasuki kehidupan kita di pagi hari, segera setelah kita bangun, dan kita juga tertidur di bawahnya. Setiap penggemar duduk di depan TV dapat dengan mudah membenarkan diri mereka dengan kenyataan bahwa ini adalah cara termudah dan paling terjangkau untuk mendapatkan informasi dan kesempatan untuk bersantai. Namun, aman menyebut keajaiban teknologi tidak berhasil.

Apa salahnya dari TV?

Studi terbaru oleh para ilmuwan telah menunjukkan bahwa menonton TV dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk kondisi mentalnya. Psikolog mengkonfirmasi teori ini, mencatat bahwa masalah utama yang tercakup dalam program ini adalah:

  • perang
  • darah
  • pembunuhan;
  • kekerasan
  • konflik antara individu dan aspek kehidupan serupa lainnya.

Penting! Orang tidak mementingkan program-program yang ditonton, tetapi pada saat itu otak mereka tetap tidak terlindungi. Konten yang tidak memuaskan dan berbahaya disajikan kepada audiens dengan cara yang indah dan santai.

Menurut statistik, pada usia 65, seseorang menghabiskan rata-rata 9 tahun hidupnya untuk menonton televisi. Dalam hal ini, semua negativitas yang disiarkan dari layar memasuki otak kita dan secara aktif diproses, memberikan impuls ke sistem saraf. Keadaan psikologis seseorang bereaksi negatif terhadap program-program semacam itu. Televisi mampu memprovokasi keadaan depresi sekalipun, sementara seseorang tidak menyadari penyebab gangguannya.

Untuk orang dewasa

Para ilmuwan telah membuktikan bahwa menonton TV di malam hari, dalam kegelapan, menekan kondisi psikologis seseorang. Berkedipnya TV di kegelapan dan tema-tema negatif dari konten yang ditonton membuat tubuh tetap tertekan. Hal ini menyebabkan kerusakan, gangguan pada sistem vital dasar tubuh.

Dokter, berdasarkan penelitian, berpendapat bahwa TV dapat memicu:

  • masalah sistem muskuloskeletal;
  • diabetes mellitus;
  • penurunan ketajaman visual;
  • penyakit jantung hipertensi.

Penting! Masalah kesehatan pertama sudah bisa diketahui setelah 1 tahun dari awal menonton program televisi secara intensif. Seseorang yang menghabiskan lebih dari 4 jam menonton TV sehari paling berisiko terkena berbagai penyakit.

Dengan duduk konstan dan imobilitas, ada risiko terkena osteochondrosis. Seringkali, orang-orang yang menghabiskan banyak waktu menonton TV, mencatat penurunan nada otot, kerenyahan dan keretakan sendi yang konstan. Ini adalah konsekuensi langsung dari menonton televisi untuk waktu yang lama.

Membahayakan anak-anak dari TV

Anak-anak yang baru lahir dan bayi hingga 1 tahun tidak memerlukan TV sama sekali. Mereka tidak memahami informasi yang dimasukkan melalui "kotak" televisi. Pada saat yang sama, anak-anak hanya menghargai perubahan warna dan gambar yang terjadi di layar. Selama periode ini, waktu maksimum bagi anak untuk menonton TV tidak boleh lebih dari 15 menit. Kalau tidak, gangguan perkembangan bicara dan patologi lainnya mungkin terlihat.

Anak-anak yang lebih besar tidak bisa dilarang menonton TV, tentu saja. Ini adalah bagian dari dunia modern dan bayi akan merasa dirugikan jika salah satu "mainan" paling terjangkau di zaman modern dilarang. Namun, menonton TV harus diatur secara ketat dalam waktu. Dari 5 tahun, menonton kartun full-length diperbolehkan, tidak lebih dari 1 per hari (ketepatan waktu hingga 1,5 jam). Dari 3 hingga 5 tahun, seorang anak tidak boleh sibuk menonton TV selama lebih dari 40-60 menit sehari. Di bawah 3 tahun, menonton TV sama sekali tidak dianjurkan untuk anak-anak. Selama periode ini, alat vokal terbentuk secara aktif, dan menonton kartun di layar menghambat proses ini.

Untuk seorang anak, menonton TV dapat mengakibatkan pelanggaran berikut:

  • gangguan penglihatan;
  • menurunnya minat membaca buku;
  • peningkatan aktivitas, kemurungan dan kegugupan;
  • gangguan pada sistem saraf organisme kecil;
  • kelebihan berat badan

Penting! Orang tua harus secara ketat memonitor jumlah waktu yang dihabiskan anak pada kotak TV, serta membatasi pilihan program. Duduk di depan TV harus dikorelasikan dengan beban aktif, yang akan memungkinkan bayi mengeluarkan seluruh energi atau mendapatkan pengetahuan yang diperlukan.

Perlu juga dicatat bahwa otak anak-anak merespons jauh lebih kuat terhadap iklan, yang berisi banyak teknik visual dan suara yang berdampak buruk pada jiwa anak-anak.

Jadi, menonton TV benar-benar membahayakan pekerjaan seluruh organisme. Penting untuk secara ketat mengatur waktu menonton acara TV dan hanya memilih program kognitif.

Tonton videonya: Membahayakan Banget! Naik Angkutan Umum Malah di Atap Mobil - 86 (Mungkin 2024).

Tinggalkan Komentar Anda